Senin, 08 April 2013

fuzzy mamdani



RANCANG BANGUN APLIKASI UNTUK MENENTUKAN GURU
TELADAN DENGAN METODE FUZZY MAMDANI
( STUDI KASUS : SMA KATOLIK STELLA MARIS )
NUR ROHMAT
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Jl Arief Rachman Hakim 100 Surabaya
60117

ABSTRAK
Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Semakin banyaknya guru perlu adanya penilaian untuk menentukan guru teladan. Untuk itu perlu dibangun sebuah aplikasi yang bisa membantu mempermudah pengambil keputusan  dalam menentukan pilihan terbaik berdasarkan kriteria yang standar, sehingga bisa terpilih guru teladan dengan lebih cepat, dan lebih obyektif.Pada penelitian ini digunakan metode fuzzy mamdani untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.  Variabel yang digunakan untuk perhitungan fuzzy pada sistem ini adalah variabel pedagogik, kepribadian, sosial, professional dan hasil penilaian. Adapun himpunan fuzzy yang digunakan pada setiap variabel fuzzy adalah : Rendah(D), Cukup(C), Baik(B),Amat Baik(A) untuk variabel input dan Rendah(D), Cukup(C),Cukup Baik(CB), Baik(B),Amat Baik(A)untuk variabel output. Pengujian dengan 10 data guru perhitungan manual dengan perhitngan fuzzy mamdani mendapatkan titik error sebanyak 4 - 10 %. Pengujian tingkat Error dengan Mean Absolute Percent Error (MAPE) Aplikasi ini dibangun menggunakan bahasa pemograman PHP dan database MySQL.

Kata Kunci : Fuzzy mamdani , Guru, PHP,MySQL, MAPE , pedagogik, kepribadian, sosial, professional dan hasil penilaian.



1.      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal kerana lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat (Djamarah, 2000).
Semakin banyaknya guru perlu adanya penilaian untuk menentukan guru teladan. Dengan begitu banyaknya kriteria dan alternatif yang harus dipertimbangkan biasanya akan menyulitkan dalam pengambilan keputusan, sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk bisa membuat keputusan, dan bahkan kadang dengan kesulitan tersebut akan berakibat keputusan yang dihasilkan cenderung subyektif. Untuk itu perlu dibangun sebuah aplikasi yang bisa membantu pengambilan keputusan penilaian guru teladan berdasarkan kriteria yang standar, sehingga bisa memetakan penilaian guru teladan dengan lebih cepat, dan lebih obyektif. 

1.2  Rumusan Masalah
      Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun suatu aplikasi yang berfungsi sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam kasus menentukan guru teladan  di SMA KATOLIK STELLA MARIS SURABAYA dengan menerapkan metode Fuzzy mamdani ?

1.3  Tujuan
      Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan membuat aplikasi serta menerapkan logika Fuzzy Mamdani dalam kasus menentukan guru teladan  di SMA KATOLIK STELLA MARIS SURABAYA.

2.      DASAR TEORI
2.1  Peran Dan Tugas Guru
      Salah satu tugas yang dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan visi , misi dan tujuan sekolah. Dalam proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping menguasai materi yang disampaikan dengan kata lain guru harus menciptakan suatu konidisi belajar yang sebaik-baiknya bagi peserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru sebagai pengajar.
      Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005).

2.2  Instrumen Penilaian
         Instrumen penilaian guru teladan terdapat 4 kriteria dan terdapat sub – sub nya didalam kriteria. Kriteria yang dipakai untuk menentukan guru teladan adalah:
a.    Pedagogik
b.   Kepribadian
c.    Sosial
d.   Profesional
           Instrumen penilaian lebih lengkapnya terdapat di lampiran instrumen penilaian ( A-1).

2.3  Logika Fuzzy
Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada diluar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang menjadi konsep dasar munculnya konsep logika fuzzy. Pencetus gagasan logika fuzzy adalah Prof. L.A. Zadeh (1965) dari California University. Pada prinsipnya himpunan fuzzy adalah perluasan himpunan crisp, yaitu himpunan yang membagi sekelompok individu kedalam dua kategori, yaitu anggota dan bukan anggota.
            Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain:
a)   Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.
b)   Logika fuzzy sangat fleksibel.
c)   Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
d)  Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
e)   Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.
f)    Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.
g)   Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan µ A [x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu ( Kusumadewi, 2003: 156 ) :
• Satu (1) yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan.
• Nol (0) yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.
            Dalam membangun sebuah sistem fuzzy dikenal beberapa metode penalaran , antara lain: metode Tzukamoto , metode Mamdani dan metode Sugeno. Untuk perancangan sistem untuk menentukan guru teladan ini menggunakan metode fuzzy mamdani.
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975.Untuk mendapatkan output, diperlukan 4 tahapan:
a.       Pembentukan himpunan fuzzy. Pada proses fuzzifikasi langkah yang pertama  adalah menentukan variable fuzzy dan himpunan fuzzinya. Kemudian tentukan  derajat kesepadanan (degree of match) antara data masukan fuzzy dengan  himpunan fuzzy yang telah didefenisikan  untuk setiap variabel  masukan sistem dari setiap aturan  fuzzy. Pada metode mamdani, baik  variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih  himpunan fuzzy.
b.      Aplikasi fungsi implikasi pada metode mamdani. Fungsi implikasi yang digunakan adalah min. Lakukan implikasi fuzzy berdasar pada kuat penyulutan dan himpunan fuzzy terdefinisi untuk setiap variabel  keluaran di dalam bagian konsekuensi dari setiap aturan. Hasil implikasi fuzzy dari setiap aturan ini kemudian  digabungkan untuk menghasilkan keluaran infrensi fuzzy. (Kusumadewi,2003).
c.       Komposisi Aturan. Tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka infrensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan  inferensi sistem fuzzy, yaitu: max, additive dan probabilistik OR.
 Secara umum Metode max (maximum) dapat dituliskan :
µsf[Xi] = max ( µsf [Xi], µsf [Xi] ) …………( 2.8 )
dengan :
µsf[Xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke i
µkf [Xi]) = nilai keanggotaan konsekuan fuzzy aturan ke i.
d.      Penegasan (defuzzy). Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi  aturan-aturan fuzzy, sedangkan output  yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut.
Defuzzifikasi pada komposisi aturan mamdani dengan menggunakan metode centroid. Dimana pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan ( Bo Yuan, 1999) :

                        atau                

Dua keuntungan menggunakan metode centroid, yaitu (Kusumadewi, 2002):
a.       Nilai defuzzyfikasi akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu himpunan fuzzy juga akan berjalan dengan halus.
b.      Lebih mudah dalam perhitungan.

3.      PERANCANGAN
3.1  Diagran aliran data
      Pada sistem menentukan guru teladan ii , terdapat tiga pengguna , yaitu , admin , penilai dan kepala sekolah.
1.      Admin
Admin memiliki hak sepenuhnya dalam mengakses data seluruhnya dalam sistem tersebut.
2.      Penilai
             Penilai disini hanya memberikan nilai alternatif pada setiap kriteria.
3.      Kepala Sekolah
             Kepala sekolah adalah orang yang menerima hasil dari aplikasi perangkat lunak  yang lebih efektif, akurat, maksimal.

3.2  Prosedur penilaian
        Dalam penialain untuk menentukan guru teladan dengan menggunakan metode  fuzzy mamdani  ada beberapa tahapan yang harus dilakukan :
1.      Penilai harus memasukkan penilaian di form penilaian yang  telah disediakan.
2.      Data yang telah diinputkan oleh penilai diolah untuk untuk mencari nilai akhir skala 1 – 4 dengan rumus :
NA skala 1–4 = (jumlah skor yang diperoleh tiap kriteria / jumlah penilaian )* bobot penilaian / 10
3.      Nilai akhir skala 1 – 4 di konversikan kedalam skala 0 – 100 dengan rumus :
Nilai akhir skala 0 – 100 = (nilai akhir skala 1- 4 tiap kriteria / 4 ) * 100
4.      Nilai yang dipakai dalam perhitungan fuzzy adalah nilai skala 0 – 100
5.      Mencari derajat keanggotaan masing – masing himpunan pada tiap kriteria .
6.      Mencari nilai min pada aplikasi fungsi implikasi ( aturan ).
7.      Pembentukan komposisi aturan  dilakukan dengan cara pengambilan nilai min - max pada α – predikat.
8.      Penegasan ( Defuzzy )
9.      Membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan dengan metode fuzzy mamdani. Untuk mencari jumlah error  menggunakan Mean Absolut Percent Error (MAPE ).

3.3  Perancangan Fuzzy
      Perancangan fuzzy dilakukan untuk mendapatkan output grafik penilaian tiap kriteria dann hasil penilaian.
      Pada penelitian ini , digunakan logika fuzzy untuk mendapatkan keluaran berupa hasil penilaian guru. Berikut adalah perancangan himpunan fuzzy pada sistem menentukan guru teladan.
1.Himpunan Fuzzy

2.Pembentukan Aturan
Setelah pembentkan variabel dan himpunan fuzzy , dibentuk sebuah aturan. Pada sistem ini terdapat 256 rule / aturan yang dipakai.
3.Aplikasi Fungsi Implikasi
Setelah aturan dibentuk , maka dilakukan aplikasi fungsi aplikasi. Jika terdapat kasus seorang guru yang bernama A dengan data  nilai manual tanpa sistem sebagi berikut .
·         Jumlah skor yang diperoleh :
        K1:25              , K2 : 34 ,
        K3 : 26            , K4:37
·      Nilai skala 1- 4 :
K1: 0.576923077
K2 : 0.523076923,        
K3 : 0.577777778
K4: 0.853846154
·      Nilai skala 0- 100 :
K1: 14.42307692,
K2 : 13.07692308,        
K3 : 14.44444444,
K4: 21.34615385
·   Hasil perhitungan manual 63.29059829.
·   Nilai yang dipakai dalam penghitungan fuzzy adalah Nilai Akhir Skala 0 –100 pada perhitungan manual.

4.Komposisi Aturan
Dari aturan predikat yang ada , dapat dihasilkan nilai a1 dan a2.

Funggsi keanggotaan yang di dapat untuk hasil komposisi ini adalah :
Pembentukan komposisi aturan dilakukan dengan cari pengambilan nilai max pada α – predikat.Berdasarkan hasil dari aplikasi fungsi implikasi ( aturan ) didapatkan nilai 0.41025641 sebagai nilai tertinggi dan 0 sebagai nilai terendah.
µa1 =  0                  , Batas Bawah
µa2 =  0.41025641 , Batas Atas                          
Kemudian cari nilai a1 dan a2 :
Nilai a1
  ( a1 – 60) /65-60  = µa1
  ( a1 – 60 ) / 65-60 = 0
     5 * 0 + 60 = a1
                 a1 = 60 ;

Nilai a2
       ( a2 – 60) /65-60 = µa2
(a2 –60) / 65-60 = 0.41025641
   5 * 0.41025641 + 60  = a2
    a2=62.05128205 ;
 

Metode defuzzy yang digunakan adalah metode centroid.
      M1 =0
M2= 25,8219682
M3= 76,84890173

Luas daerah :
A1 = nilai a1 * µa1
      = 60 * 0  = 0
A2 = (µa1+ µa2)*(nilai a2– nilai                           a1)/2
      =  ( 0 + 0.41025641 )* (62.05128205 – 60 ) / 2 = 0,420775805
A3 = (65 – nilai a2 ) * µa2
      = ( 65 - 62.05128205 ) * 0.41025641 = 1,20973044
Maka titik pusat dapat diperoleh dari :
z = M1 + M2 + M3 / A1 + A2 + A3
z = 0 + 25,8219682 + 76,84890173 / 0 + 0,420775805 + 1,20973044
z = 102.6708699 / 1,630506246
z = 62,96870692
           Jadi guru yang bernama A untuk penilaian menentukan guru teladan berdasarkan kriteria – kriteria yang sudah ditetapkan memiliki nilai 62,96870692 ( Cukup Baik).
      Perbandingan perhitungan manual dengan perhitungan fuzzy dengan menggunakan  mean absolute percent error (MAPE ). Mencari selisih antara perhitungan manual dan fuzzy . di daptkan selisih 0.32189. untuk mencari error dalam persen dengan cara selisih dibagi dengan perhitungan manual dikalikan 100 % , tingkat error yang didapat sebesar 0,51 %.

3.4  Perancangan Data
      Perancangan data merupakan proses pembangunan basis data yang meliputi pembentukan stuktur tabel dan pembentukan relasi antar tabel. Pada sistem untuk menentukan guru teladan ini , tabel yang dibutuhkan senbanyak 8 tabel , termasuk tabel untuk penyimpanan data guru, data user, data kriteria , hasil dan rule / aturan.
4.      KESIMPULAN
         Dengan adanya aplikasi sistem inferensi fuzzy dalam menentukan guru teladan dengan motode fuzzy mamdani ini berdasarkan  pembahasn pada bab – bab sebelumnya , maka secara garis besar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.       Aplikasi sistem ini  dibuat sebagai alat bantu pengambilan keputusan untuk menentukan guru teladan berdasarkan pada  kriteria – kriteria yang sudah ditetapkan dengan menggunakan metode fuzzy mamdani.
2.      Hasil pengujian  aplikasi dengan metode fuzzy mamdani dibandingkan dengan hasil perhitungan manual dan mencari besarnya titik error. Mencari besarnya titik error dengan menggunakan Mean Absolute Percent Error ( MAPE). Dengan 10 data guru penilaian guru teladan didapatkan hasil perbandingan perhitungan manual dengan perhitungan fuzzy mamdani mempunyai titik error  sebanyak 4 -10 %.

PUSTAKA
Ayuningtyas , Ika Kurnianti , 2007 , Sistem Pendukung Keputusan Penanganan Kesehatan Balita Menggunakan Penalaran Fuzzy Mamdani, Yogyakarta.
Fatoni , Aplikasi Perhitungan Kalori Harian Diabetes Mellitus Menggunakan Logika Fuzzy , Palembang.
Instrument Penilaian Kinerja Guru TK/SD/SMP/SMA/SMK Tahun Pelajaran 2011 – 2012 , Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Kusumadewi, Sri. 2003 .Artificial Intelligence , Graha Ilmu . Yogyakarta.
Kusumadewi, Sri. 2003 dkk . 2006 . Fuzzy MultiAtribut Decision Making . Graha Ilmu Yogyakarta
Munir , Rinaldi , Bahan Ajar Kuliah Sistem Inferen Fuzzy Teknik Informatika – ITB , Bandung.
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi WEB dengan PHP dan MySQL, Yogyakarta: Andi.
Ralph dan Hugh. 2005. Decission Support Systems and Inteligent Systems Jilid I. Yogyakarta : Penerbit Andi
Raharjo ,Muwardi , Makalah seminar tugas akhir Implementasi Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani Untuk Deteksi Awal Kanker Kulit Melanoma , Surabaya
Solikin , Fajar 2011, Aplikasi Logika Fuzzy dalam Optimisasi Produksi Barang
         Menggunakan Metode Mamdani Dan Metode Sugeno , Yogyakarta
Sukarno, M. 2006. Membangun Website Dinamis Interaktif dengan PHP-MySQL(Windows & Linux). Jakarta : Eska Media.